Posts

Showing posts from 2017

2017: Another Blessed Year

Image
Warning: this post contains almost 4800 words, please take your time. Make sure that your stove is off. 2017 flies so fast, I can’t even catch the moments I’ve had during this year. Dua pertanyaan yang menghantui jelang 2018: Siap menghadapi dunia kuliah yang lebih dinamis? Siap jadi orang yang lebih bertanggung jawab? Helaaawwww Yes ketemu lagi. Belom lama kemaren udah ngepost tulisan di blog, tanggal 22 Desember, judulnya College Life #2 . Dan kali ini, seperti yang udah aku lakukan rutin setiap akhir tahun sejak 2013, aku akan merekap semua kejadian di tahun 2017 ini. Sejauh yang aku ingat, dan sejauh aku mendokumentasikannya di blog ini. (I hate my short term memory everytime I want to make kaleidoscope. Let’s start :D)

College Life #2

Image
“Everything happens for a reason, and part of that beauty of life is that we’re not allowed to know those reasons for certain.” – Aron Ralston (it seems the quotes from Aron Ralston would be my favorite quotes all the time, since it’s very related to my life.) Helaaaawwww Long time no see. Terakhir nulis awal November. Dan setelah tulisan itu, banyaaakkkk bangetttt kejadian yang bisa aku jadikan pelajaran dan pacuan semangat buat kedepannya. Gak bisa inget semua sih kejadian-kejadian yang terjadi selama rentang waktu tulisan terakhir sampe hari ini, tapi beberapa di antaranya masih bisa aku ingat dengan jelas. Mulai aja ya, tapi nggak bisa urut karena sok lupa wkwkkw.

Random Thoughts during College Life

Image
"Aku percaya, ada berjuta alasan kenapa kita ada di tempat kita berada sekarang. Ada berjuta alasan kenapa seperti inilah hidup yang kita jalani. Dan aku yakin, alasan-alasan itu ada untuk membuat hidup kita semakin penuh dengan warna-warna baru.” – vin “Everything happens for a reason, and part of that beauty of life is that we’re not allowed to know those reasons for certain.” – Aron Ralston Hai! Long time no seeeeee. Finally , setelah hampir 4 bulan nggak ngepost sesuatu di blog, hari ini aku tergerak untuk bercerita. Draft tulisan terakhir tentang Insadha 2017 ku stuck , nggak berlanjut. Berhenti di 1266 kata. Nggak ada feel buat ngelanjutinnya, trus euforianya juga udah habis, berganti sama English Welcoming Days. Ditambah short term memory yang cukup mengganggu. Well , sekarang pengen cerita-cerita aja, berbagi tentang kehidupan dan opini yang belom sempat terbagikan 4 bulan terakhir ini.  

(Let) The Mask Falls Off

-karena bingung mau kasih judul apa- Pernah nggak sih, kalian baru ngerasain perbedaan ketika ada yang berubah pada sesuatu? Contoh sederhananya gini, salah satu tempat yang kalian lewatin tiap hari sebelum ke sekolah. Sampe suatu hari, tiba-tiba di tempat itu direnovasi / dibongkar / dicat ulang, trus kalian baru sadar tempat itu ada, dan nginget-nginget, “Eh, ini dulu tempat apa sih?” well , untuk orang dengan ingatan jangka pendek kaya aku, hal ini sering banget terjadi. By the way , akhirnya setelah  hampir 2 bulan absen nulis, akhirnya malam ini aku putuskan buat nulis lagi. Ide awal tulisan ini sebenernya sederhana: banyak tempat di Jogja yang tiba-tiba muncul. Banyak hotel, restoran, cafe, dan tempat-tempat baru lainnya yang dibangun. Bikin mikir, “Ini dulu apa ya?”, dan merasakan kehilangan yang tak tergambarkan. Seenggaknya itulah yang terjadi pada hidup untuk beberapa waktu ini.

There’s ‘good’ in Goodbye

Image
It’s been a month since my last post (and it’s been a week since I made this draft). Awal April lalu lagi sibuk-sibuknya nyiapin UN, lagi galau-galaunya takut gak lulus, lagi jenuh-jenuhnya ngerjain latihan soal, dan tiba-tiba aja, sekarang udah resmi menyandang gelar ‘alumni Stero’. Sebenernya, minggu lalu waktu bikin tulisan ini, ada satu hal yang pengen dibahas, tapi kayaknya udah kelamaan, dan mungkin akan aku ceritain kapan-kapan di tulisan lainnya. Kali ini, aku pengen berbagi tentang masa putih abu-abu yang baru saja usai.

Melesat Bagai Peluru

Image
“Tiga tahun ini terasa seperti kedipan mata. Tiga tahun yang melesat bagai peluru.” Seminggu ini, dua kalimat itu terus ada di setiap aktivitas yang aku lakukan di sekolah, dua minggu terakhir ini. Dateng pagi, masih pake helm, jalan di sepanjang koridor menuju kelas, cuma 2 kalimat itu yang terus terdengar di otak, bagai kaset rusak. *** Tiga hari menjelang ujian nasional ketika tulisan ini dibuat. Jujur, bukan takut sama ujian nasionalnya. Tapi, lebih takut sama apa yang akan terjadi setelahnya: perpisahan. Bukan pertemuan namanya kalo nggak ada perpisahan. Ada yang dipisahkan oleh keadaan, waktu, jarak, bahkan maut. Karena, nggak ada yang abadi di dunia ini. Terkadang, aku cuma ngerasa, ini bener-bener kaya mimpi. Akan ada banyak sekali barisan kalimat yang bisa kuawali dengan: rasanya baru kemarin....

Main UNO Stacko Setelah USBN

Image
Uhuyyyy! Tulisan terakhir di blog ini adalah sekitar 3 minggu yang lalu, sebelum sibuk US-USBN. Selama pelaksanaan USBN itu, nggak bisa main kaya biasa, dan, nggak bisa nulis juga.  Jadi, kali ini berniat untuk menceritakan cerita yang belom sempat terbagi selama kemaren sibuk sama ujian. Siapin waktu buat baca ya. Pastikan kompor dan setrikaan nggak ada yang nyala. Daripada ntar ada makanan atau baju yang gosong. Angkatan 2016/2017 harus merasakan yang namanya Ujian Sekolah Berstandar Nasional, alias USBN (yang sebenernya berstandar provinsi/kota gitu lupa aku, cuma dapet ‘titipan’ soal dari pusat 25%). Ada 6 mata pelajaran yang diujikan: PKN, Agama, Sejarah, dan 3 mapel ciri khas program. Sementara mapel lain yang nggak di-USBN-kan, ada sendiri ujiannya. Bisa dibayangin, secapek apa otaknya? Dan USBN hari kedua itu jadwalnya: PKN-Sejarah. Huffftttt.

Selangkah Lagi Menuju Perpisahan

Image
Selamat datang, Maret! Hola! Februari telah usai, dan kini saatnya menjalani bulan Maret. Tahun lalu, nggak ada hal yang perlu ditakuti ketika Maret tiba. Tapi tahun ini, berbagai macam ketakutan dan kekhawatiran menghiasi bulan Maret. Waktu udah mepet banget, dan ujian akan segera tiba. Maret sepertinya akan seperti Februari, berjalan secepat kilat.  Di tulisanku sebelumnya, aku nulis: “Nggak kerasa, Februari udah jalan 11 hari (dan tulisan ini masih belom juga selesai sejak pertama kali dibuat dari tanggal 3 kemaren), bukan baru jalan 11 hari. Kenapa udah jalan? Karena, tanpa terasa, hari demi hari berlalu, sampe akhirnya tibalah waktunya pelaksanaan UNBK. Heu.”

Bertemu Najwa Shihab: Hasil Nekat dan Pemicu Semangat Baru

Image
Cerita ini berawal dari aksi nekat pergi ke acara “Moco Sik” di Jogja Expo Center (JEC) waktu lagi ujian. Bukan ‘waktu lagi ujian’ secara harafiah, maksudnya pergi, padahal besoknya masih latihan ujian. Acara “Moco Sik” adalah festival buku dan musik yang udah diadain dari tanggal 12-14 Februari. Ada beberapa talkshow dan music show sebagai bagian dari rangkaian acara itu. Salah satunya, talkshow dengan tema “Buku dan Generasi Millenial”. Narasumbernya Najwa Shihab dan FX. Rudy Gunawan. Sebenernya udah tau acara ini sejak hari Kamis. Dikirimi Papa screen shot dari akun matanajwa di IG. Pengen banget dateng, tapi inget kalo hari Selasa-nya ada latihan ujian. Antara mau dateng apa enggak.  Najwa Shihab jarang banget jarang ke Jogja. Sebenernya pernah waktu itu Najwa dateng ke Jogja pas Mata Najwa On Stage di GOR UNY, beberapa tahun lalu. Aku dateng, tapi nggak ada kesempatan untuk ketemu. Kali ini, Najwa Shihab ke Jogja lagi, dan aku berharap banget bisa ketemu. She is one of my

Ujian Praktek dan Waktu yang Tersisa

Biasanya, kalo habis ulang tahun, aku akan buat tulisan yang isinya ucapan temen-temen semua. Entah dari Twitter, IG, Facebook, atau dari mana pun itu. Tahun ini, berhubung udah ngerti ‘mana yang perlu mana yang nggak’, di tulisan kali ini aku pengen berbagi banyak cerita, mulai dari cerita tentang ulang tahun kemaren dan cerita-cerita lainnya seputar tentang ujian. Well, kalo tahun lalu praktek kerja lapangan-semi live in yang jadi kado, tahun ini nggak kalah istimewanya. Kado 18 tahunku dari sekolah adalah: ujian praktek IPA. Tepat di tanggal 2 Februari 2017 lalu, ketika usiaku bertambah, sekolah sedang mengadakan ujian praktek khusus mata pelajaran IPA: Fisika, Kimia, dan Biologi.

Delapan Belas

/delapan belas/ Tiga jam menuju tanggal 2 Februari ketika tulisan ini dibuat. Sebenernya nggak ngerti juga mau buat tulisan kaya apa, tapi pengen aja nulis di beberapa jam terakhir jadi anak 17 tahun. Habis ini jadi legal plus one , alias anak 18 tahun. Makin ke sini, makin sadar kalo ulang tahun itu justru jadi titik balik di mana kita seharusnya bisa jadi orang yang lebih dewasa, dan lebih baik lagi ketimbang kita yang kemarin. Harusnya momen pertambahan usia jadi tamparan, kalo di usia yang udah bertambah satu, kita udah bukan orang yang kemarin, tapi kita adalah orang yang lebih baik lagi.

Ngikutin kata hati atau nurutin gengsi?

Sebelum aku lanjut lagi, dan sebelum lupa, mau ngucapin selamat tahun baru 2017 dulu buat semuanyaaa :3 semoga tahun ini bisa lebih produktif lagi, dan semakin bisa menjalani hidup dengan baik biar bisa jadi orang yang berguna bagi sesama (dan maafkan juga baru ngucapin sekarang, padahal Januari udah hampir habis). Dari minggu kedua sekolah udah stress banget. Pengennya tidur mulu, jadi begitu bangun, rasanya pengen cepet-cepet sekolah trus pulang biar bisa tidur lagi. Bangun-mandi-sekolah-tambahan-pulang-kerja tugas-tidur-repeat. Setidaknya itulah siklus akhir-akhir ini. Baca buku sama nulisnya terpaksa dikesampingkan dulu. Padahal, nulis sama baca udah jadi kebutuhan dan terapi jiwa buat aku. Untuk saat ini, ujian praktek jadi prioritas utama.