Today was...

Hai. Tiba-tiba aja aku pengen share tentang hari ini ke kalian.

Yogyakarta, 23 Mei 2013
Morning world! Pagi ini Vina bertahan lebih lama dari biasanya di tempat tidur. Hawa dingin masih menyelimuti kamar tidurku. Kutarik selimutku hingga menutupi seluruh tubuhku. Dengan malas, aku menuju meja belajarku untuk mengambil handphone. Kulihat jam digital di handphoneku. Jam masih menunjukkan pukul 3 pagi. Aku memutuskan untuk tidur lagi.
Pukul 04.30 aku terbangun lagi karena alarm hapeku berbunyi. Kugunakan salah satu lagu dari Kahitna sebagai ring tonenya. Lagu tersebut berjudul 'Bintang'. Aku mengambil kembali handphone yang sebelumnya telah kuletakkan di atas meja. Masih dengan setengah mata yang terbuka, aku mengaktifkan paket data. Tiba-tiba aku dikejutkan oleh sebuah notification dari Line. Ada sebuah chat yang dikirmkan seseorang. Masih dalam kondisi setengah sadar, kubaca notifikasi tersebut. Tercantumlah satu nama. Ya, aku memang sempat chatting dengan orang tersebut semalam, sebelum aku tidur. Sebuah balasan singkat ia kirimkan kepadaku. Kumpulan huruf membentuk kata, kumpulan kata membentuk kalimat. Ya, hanya sebuah kalimat singkat yang ia kirimkan padaku. Namun kalimat tersebut cukup untuk membuatku tersenyum dan bersemangat. Tidak ada kata 'terlambat' dalam kamus percakapanku dengannya. Meskipun balasan tersebut sebenarnya sudah terkirim sejak kemarin malam, pukul 21.34. Aku masih memejamkan sebelah mataku. Tanpa kusadari, alarm ku pukul 04.45 berbunyi. Kuputuskan untuk bangun 15 menit lagi. Hawa dingin karena hujan yang mengguyur Yogyakarta semalam masih tersisa di kamarku. Menumbuhkan rasa malas. Kutarik kembali selimutku. Alarm pukul 05.00 berbunyi. Aku sudah tak bisa lagi mengulur waktu. Mama menugasiku untuk memasak nasi pagi ini. Kulawan rasa malas yang tumbuh karena hawa dingin di kamarku. Aku bangun dari tempat tidur lalu menghempaskan handphoneku. Aku berjalan keluar dari kamarku menuju dapur. Aku menyalakan lampu dapur, lalu menjalankan tugasku. Seusai menjalankan tugas, aku menuju halaman belakang rumahku dan mengambil handuk. Kulihat jam dinding yang terpasang di ruang tamu. 05.15.
Seusai mandi dan berganti pakaian, aku menyiapkan sarapan pagiku. Setelah selesai makan pagi, aku kembali mempersiapkan segala sesuatunya. Pukul 06.20 aku, papaku, dan adikku berangkat.
Tibalah aku di sekolahanku yang tercinta. SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Aku berjalan mantap menuju ruang kelasku. Aku menyapa semua teman-temanku yang sudah datang di kelas. Aku tersenyum lebar mengingat chat yang dikirmkan seseorang tadi malam dan baru aku baca tadi pagi. Tiba-tiba ada pengumuman lewat microphone yang ditujukan untuk seluruh siswa. Seluruh siswa diharapkan untuk turun ke halaman. Saatnya doa rosario.
Pukul 07.20 doa selesai. Seluruh siswa kembali ke kelas. Aku berjalan pincang karena kaki yang masih 'geringgingen' kata orang Jawa. Pagi ini dibuka dengan pelajaran matematika hingga pukul 08.35. Guru matematikaku masuk ke kelas dan menyuruh kami membuka buku dan mengerjakan soal latihan guna mempersiapkan ulangan harian yang akan terlaksana esok hari. 'Sialan!' teriakku dalam hati. Kemarin malam rumahku mati listrik tapi aku masih bela-belain ngerjain soal. Ternyata pagi ini, beliau menyuruh kami untuk melanjutkannya. Suasana kelas sangat dingin, rasa kantuk menyerangku. Rasanya udah 'ogah' buat ngerjain soal-soal itu. Udah dibandingin, dikuadratin, masih diakar pula!
Pukul 08.35 bel pergantian pelajaran berbunyi. Guru matematikaku meninggalkan ruang kelas. Setelah ini adalah pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Sudah hampir 10 menit, namun guru IPAku belum juga memasuki ruangan. Ketua kelasku pun berjalan menuju ruang guru untuk mencari tugas. 5 menit kemudian dia kembali dan mengumumkan kepada semua teman bahwa tugasnya adalah melanjutkan ringkasan. Ada teman yang melanjutkan, ada yang malah mengobrol, dan yang paling parah...beberapa teman putra malah saling berkejar-kejaran di dalam kelas. Suasana kelas sangat tidak terkendali. Liar. Sementara aku memilih untuk mengerjakan tugas. Aku tidak sadar akan apa yang terjadi, tiba-tiba saja kelas menjadi sepi dan tenang. Seseorang tengah berdiri di ambang pintu kelasku... Ya ampun! Itu kepala sekolahku. Beliau tengah berdiri di depan kelas. Teman-teman yang tadi membuat keributan segera duduk. Suasana kelas berubah seketika-mencekam. Aku yakin teman-teman yang tadi ribut pasti kaget-jangankan mereka, aku yang tidak ribut saja kaget-mereka takut. Beberapa saran meluncur keluar dari mulut beliau. Aku tidak menggubrisnya. Aku masih serius di depan kertas tugas. Tak terasa, bel istirahat pun berbunyi. Beberapa teman masih beku di tempat duduknya masing-masing-belum berani beranjak. Aku menutup buku dan menyiapkan bekalku. Aku keluar sebentar untuk mencuci tangan lalu kembali lagi untuk menyantap bekalku. Kupanjatkan doa kepadaNya sebelum makan.
...
Tak terasa, ini sudah waktunya pulang. Aku masih ada kegiatan sore. Ekstrakurikuler fotografi. Aku menunggu bersama 4 temanku. Aku menunggu sambil mendengarkan radio dengan frekuensi 101.7 lewat handphone. Terdengar suara seorang penyiar radio wanita. Aku mengenalinya. Aku mengirimkan mention kepadanya lewat media sosial Twitter. Meminta sebuah lagu dari seorang penyanyi tanah air yang bernama Tulus. Lagu itu diputarkan beberapa saat kemudian. Sungguh sebuah moodboster.
Beberapa saat kemudian guru ekstraku memasuki ruangan. Aku mematikan radio dan fokus. Kegiatanku hari ini seharusnya berakhir pukul 15.00. Namun, papaku hari ini ada acara sehingga beliau baru bisa menjemputku pukul 16.00. Awalnya aku menunggu bersama 3 temanku. Lalu, satu persatu dari mereka pulang hingga tinggalah aku sendiri di sekolah. Siswa kelas 7 sedang kemah, sedangkan siswa kelas 9 tengah menunggu pengumuman kelulusan. Sekolah sangat sepi. Padahal biasanya jam segini di sekolah masih sangat ramai. Aku mulai bosan menunggu sendirian. Kubuka handphoneku dan online. Timeline Twitter hanya diisi oleh beberapa followingku. Salah satunya adalah orang yang telah membuatku tersenyum tadi pagi. Aku tiba-tiba terdorong untuk menyapanya lewat media chatting Line. Namun, sedetik setelah chat itu terkirim aku langsung menyesal. Alasan aku menyesal pun tak jelas-sama seperti alasanku yang tiba-tiba ingin mengajaknya chatting. Aku berusaha melupakan apa yang baru saja terjadi. Namun ternyata aku tak mampu. Aku merasa sangat bersalah. Aku telah mengganggu sorenya.
Aku masih menunggu papaku. Sambil browsing dan stalking. Jam tangan digitalku menunjukkan pukul 15.45. Perutku sudah mulai protes karena belom diberi makan dari pukul 09.15 tadi. Kepalaku juga mulai terasa sangat pusing. Rasa kantuk juga kembali menyerangku. Tepat pukul 15.55 kudengar suara klakson motor yang sudah sangat akrab di telinga. Papaku. Kata-kata protes keluar dari mulutku. Di tengah jalan papa bertanya kepadaku, 'mau cari snack apa?'. Kujawab, 'nggak usah, langsung pulang aja'. Moodku turun seketika. Ya, aku emang orangnya moody banget. Moodku dapat naik turun dengan cepat sekali.
Setibanya di rumah, aku langsung masuk ke kamar dan meletakkan tasku yang sangat berat. Hari Kamis memang buku pelajaran yang harus dibawa sangat banyak. Di tambah lagi, hari ini aku membawa 2 kamus.


That was my day. How about your day? Better or worst? Entah lebih parah atau lebih baik, tetaplah bersyukur
Vina Kanasya

Comments