Mereka hebat

Mereka hebat. Mereka luar biasa. Mereka...adalah malaikat-malaikat yang dikirim Tuhan untuk membuatku bahagia. Mereka menjadi penyemangat buat aku. Lewat mereka, aku yakin kalo aku masih punya orang-orang yang peduli sama aku. Masih ada orang-orang yang bisa bikin aku bahagia. Mereka bikin aku percaya kalo aku tuh bisa. Mereka mengajariku banyak hal. Mereka mengajariku bahwa waktu itu sangat berharga dan jangan disia-siain. Waktu jangan dipake untuk sesuatu yang nggak perlu. Mereka...udah bikin aku kembali ke aku yang dulu, bahkan mendorongku untuk menjadi yang lebih baik. Mereka adalah alasan aku bangun lebih pagi dari biasanya untuk menghirup udara pagi dan mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan. Mereka adalah alasan mengapa aku selalu tersenyum dan bersemangat setiap harinya. Mereka menyembuhkan sakit hati yang aku alami. Sakit hati yang telah menyebabkanku jatuh dalam galau dengan dosis yang berlebihan. Mereka adalah asalan mengapa aku selalu semangat menulis. Mereka adalah alasanku untuk bilang 'tidak' pada kata-kata seperti malas dan 'aku tidak bisa'. Mereka bikin aku semangat dan selalu yakin kalo aku pasti bisa. Mereka memotivasiku agar aku tetap semangat. Secara nggak langsung, merekalah alasan aku mau menerima kenyataan sepahit apapapun itu. Mereka menorehkan warna pada lembar-lembar kehidupanku. Menorehkan tinta semangat dan usaha. Mereka adalah orang-orang yang akan dan selalu aku sebutkan namanya dalam percakapanku dengan Tuhan. Ibarat pelangi yang menghiasi langit dengan pesonanya yang luar biasa, mereka juga menghiasi setiap hari-hariku dengan pesonanya. Mereka...adalah perantara dari Tuhan supaya aku nggak galau lagi dan bisa menjalani hidup dengan senyuman, supaya aku bisa kembali bikin temen-temen ceria dan semangat, supaya aku...bisa jadi manusia yang lebih baik lagi. Mereka adalah keluarga keduaku. Kutemukan kenyamanan bersama mereka. Mereka mengembalikan semua keceriaanku, bahkan kini mereka pun menambah keceriaanku.
Mengingat kebaikan mereka adalah obat ketika aku mulai merasakan sakit. Kebahagiaan mereka adalah kebahagiaanku juga. Aku nggak mau liat ada setetespun air mata kesedihan yang keluar dari pelupuk mata mereka. Kesedihan mereka adalah panah beracun bagiku. Aku nggak mau liat mereka sedih karena...kesedihan mereka adalah kesedihanku juga. Kemarahan mereka adalah saat bagiku untuk introspeksi diri, apakah kemarahan mereka disebabkan oleh diriku? Jika ya, itu artinya aku belum bisa membalas apa yang telah mereka berikan kepadaku. Jika tidak, kemarahan mereka adalah kemarahanku juga.
Mereka selalu peduli sama aku biarpun ada jarak yang memisahkan. Jika ada jarak yang menjauhkan, maka ada media sosial untuk mendekatkan kita kembali.
Aku belum mau, dan aku nggak mau melepas mereka. Semoga, aku bisa bahagiain mereka seperti mereka membahagiakan aku.
..mereka adalah alasanku masih bertahan demi menjalani hidup dan menghadapi kenyataan.
Puisi ini aku buat untuk mereka, yang telah mengembalikan senyum dan keceriaanku. Juga memotivasiku untuk menjadi lebih baik lagi.
Vina Kanasya ☺

Comments