April cuma 7 postingan? :o

Heyyy reader(s) tercinta :)))) balek lagi sama Vina Kanasya setelah sekian lama nggak posting di blog B) aku baru sadar, kalo bulan April kemaren aku cuma punya 7 postingan. Di bulan Mei ini, aku....emm, nggak tau ya, bisa posting berapa banyak :| masalahnya, ide/inspirasi buat nulis itu nggak selalu ada :\ jadi, harap maklum ya ;)
Okey. Jujur aja, sekarang aku lebih sering nulis di sebuah buku yang dulu aku pake buat nulis hasil wawancara Glenn Fredly. Aku nggak tiap hari nulis di situ, tapi nulis di situ bikin aku nyaman. Aku tumpahin semua perasaanku di situ. Pengalaman, opini, cerita galau, cerita bahagia, etc. Aku tulis semua yang aku pengen tulis di situ. Udah jadi rutinitasku akhir-akhir ini. Dan apa yang aku tulis di situ bersifat lebih pribadi. Jadi, itu kaya pelampiasan aku karena nggak bisa cerita ke temen atau nulis di blog. Mungkin bisa disebut 'jurnal', bukan buku harian karena aku nggak tiap hari nulis di situ. Ada keinginan sih buat nulis tiap hari di situ.
Aku pengen cerita nih. Akhir-akhir ini aku agak 'jaga jarak'. Itu kaya kode aku buat 'mereka'. Tapii, kenapa yang dikode kaya nggak bisa baca kode aku ya? :| antara aku yang kurang bisa kasih kode, atau mereka yang nggak bisa dikode. Bahkan, karena aku udah nggak bisa nahan, kemaren aku nangis di kelas. Singkat cerita, kemaren waktu pelajaran agama, sama gurunya disuruh baca buku kuning yang.......tulisannya banyak, kecil-kecil pula :'| beberapa orang ditunjuk buat baca. Awalnya sih aku merhatiin, tapi makin ke tengah makin bosen dan ngantuk. Perhatianku terpecah lagi karena ada temen yang minta tisu. Itu posisinya aku udah nggak terlalu merhatiin. Temenku mbaca, tiba-tiba gurunya bilang, "Lanjut, Alfonsa". *hening di dalam hati* aku yang tadi nggak perhatiin jadi bingung setengah mati. Yang anak-anak cowo mulai bersuara, semacam, "eaaa"; "sampe mana?". Sialan. Aku tanya temenku yang sebelumnya baca, "Sampe mana?". Untungnya, dia salah satu temen baik aku. Dia berbaik hati ngasih tau. Saat udah tau kalimat mana yang harus dibaca, aku mulai mbaca. Padahal, itu posisinya aku udah nahan tangis yang udah mau meledak dari tadi. Aku coba tahan, sampe gurunya bilang 'lanjut' lagi. Habis itu, aku tutup buku pelajaran itu, aku ambil 'jurnal'ku. Aku mulai menulis di situ. Ngelanjutin tulisan aku tentang *piiippp*. Udah dalam kondisi bener-bener pengen nangis. Kaya bom yang tinggal tunggu waktu buat meledak. Aku terselamatkan oleh 3 kali bel tanda istirahat. Aku rapiin barang-barangku yang ada di atas meja. Aku ambil 1 tisu-antisipasi ada banjir. Seiring berjalannya waktu, kelaspun jadi sepi. Tinggal ada beberapa anak. Aku tiduran di atas meja. Beberapa saat kemudian.......meneteslah setitik air mata....... Oh mu gosh, aku beneran nangis. Bahkan, malah jadi nggak bisa berhenti. Aku masih nyeka air mataku, aku....nggak bisa tahan....aku pindah duduk ke belakang. Ke tempatnya Anel. Anel langsung tanya, "kamu kenapa vin?" aku cuma bisa geleng-geleng. Pertanyaan yang sama kembali.diulang sama Kevin & Bunyi. Lagi. Aku cuma bisa geleng-geleng. Meledaklah bom yang udah berusaha aku tahan dari tadi. 15 menit waktu istirahat kepake cuma buat nangis. Sekitar 5 menit sebelum bel tanda masuk berbunyi, Ipul masuk ke kelas dan menanyakan pertanyaan yang udah diulang 3 kali. Jawabannya sama. Gelengan kepala. Ipul masih ngelanjutin ngomong. "Orang nangis pasti ada sebabnya. Cerita dong". Aku lagi-lagi cuma bisa geleng kepala. Entah harus bilang apa. Bel masuk berbunyi. Aku masih duduk di tempat Ipul dan ngelap air mata yg masih bersisa. Habis itu aku baru balek ke tempat duduk dan minum. Jam IPA. Dikasih tugas sama gurunya~ aku nggarap sebisaku. Padahal, itu posisinya aku udah pusing banget.
Gembeng ya? :') nangis karena sesuatu yang nggak jelas.
Ya itulah Vina. Orangnya moody. Moodboster? Moodbosterku cuma radio, mention-mention yang bikin aku ngefly, momen-momen bahagia, etc.
Nggak bisa cerita lebih banyak.
Vina Kanasya

Comments