Gengges

Nggak menemukan judul yang tepat buat curhatan kali ini. It makes me feel so 'gengges', so I think 'gengges' is the suitable title for this post.
Jadi ini sebenernya postingan yang tertunda. Nah, daripada ketunda lagi berhubung besok ulangan matematika, jadi sebaiknya aku selesaikan ganjalan di hati ini <\3 sekarang.



Tanggal 17 Agustus 2013 yang lalu siapa yang ga upacara? Hayo ngaku! Bolos? Atau emang nggak diadakan upacara di sekolah masing-masing? Jadi refleksi ya, buat yang bolos. Upacara bendera 17 Agustus itu bukan untuk menyiksa kalian dengan berdiri sekian lama di bawah sinar matahari. Mungkin memang lebih lama dari pada upacara pada hari Senin, toh paling cuma kacek sekian menit. Apa salahnya berdiri buat menghormati bendera yang dikerek naik sama paskibra-nya? Itu bendera kita, kan? Warnanya bagus, lho. Merah dan putih. Penggambaran sikap berani dan suci. Kalo aku, rasanya bangga, terharu, seneng, dan tenang banget kalo ngeliat bendera Merah Putih naik pelan-pelan ke atas, sampai akhirnya tiba dan berkibar di tiup angin. Warna merahnya kontras sama langit biru. Pemandangan yang kereeeen bangeeeett. Sambil diiringi lagu Indonesia Raya. Nah, harusnya sikap kita gimana, sih kalo pas upacara gitu? Apalagi waktu pengibaran bendera. Seharusnya kita.......ya kalian pasti taulah :) sebagai anak Indonesia yang baik, mestinya kita mengikuti jalannya upacara dengan baik. Berdiri tegak, sikap 3S (siap, sigap, sempurna. Hmm, bener ga sih? Aku nggak yakin pasti --"), nggak gojekan sana sini, nggak ngobrol sama kanan kirinya, nggak mainan donal bebek, nggak ngrasani orang lain, nggak ngomentarin petugasnya. Apalagi, kalo yang-aku-cetak-bold-itu dilakukannya pas pengibaran bendera sama pas doa. Nggak banget, men! Selain nggak menghormati, juga GENGGES! Udah tau gengges, belom? Bahasa Indonesianya ganggu. Nah, saking ganggunya, dapat dikatakan GENGGES! It happend to me! Aku keganggu bangetbanget sama barisan anak cowo di sebelahku waktu upacara 17 Agustus 2013 yang lalu di sekolahku. Nah, pas pengibaran bendera ini sempet ada insiden, DAN haruskah insiden itu DIKOMENTARI PADA SAAT ITU JUGA? Barisan cowo di sebelahku gengges banget. Pas pengibaran bendera, mereka hormatnya aja di sambil main donal bebek. Sambil nggangguin salah satu diantara mereka. Dijawil-jawil (colek) gitu. Dan yang paling aku ga suka SAMBIL NGOBROL, NGOMENTARI, SAMBIL GOJEK. Yang bikin risih lagi, mereka itu temen sekelasku KELAS 9. Bukan risih, tapi malu. Bikin ragu, apakah bener mereka itu udah kelas 3 SMP atau merupakan jelmaan anak kelas 1 SD. Nggak sampe di situ, bahkan waktu amanat, bahkan doa mereka masih aja sibuk mainan donal bebek. Dan ngobrol. Yeah, ngobrol. Kaya yang aku bilang tadi. Selain nggak 'epic', nggak menghormati, dan nggak enak di mata, perilaku kaya gitu juga gengges buat orang lain. Ganggu banget. Bahkan ketika nyanyiin lagu wajib, perilaku 'gengges'nya masih dilanjutin. Dengan apa? Dengan nyanyi gak serius. Astagaa :(( ini bikin aku mikir. Bangsa ini udah 68 tahun merdeka, tapi masalah ekonomi, politik dan pendidikannya ga kelar-kelar. Pantesan ga kelar-kelar, orang generasi mudanya aja ikut upacara peringatan kemerdekaan perilakunya kaya gitu ._. Aku cuma bisa berusaha "Ssstt!" tapi tetep. Nggak peka~ mereka ga sadar kalo tingkah laku mereka itu bikin orang lain nggak nyaman. Siapa yang ga prihatin? Kesadaran mereka akan pentingnya menghormati dan mengikuti upacara bendera dengan baik masih sangat minim. Mereka belom sadar akan pentingnya upacara, apalagi saat pengibaran bendera. Aku prihatin. Tapi usaha yang aku lakuin ternyata masih kurang dan nggak berpengaruh :') harusnya kesadaran itu timbul dari masing-masing kepribadian. Orang lain--kaya aku--hanya mengingatkan. Percuma diingetin terus kalo dari diri sendiri nggak/belom ada niatan buat berubah. So, tunggu apa lagi? Tumbuhkan niatan itu.
Aku bangga jadi anak Indonesia. Kamu? :)
Vina Kanasya

Comments