[Song Review] Malaikat Juga Tahu

Saya mungkin nggak akan bisa mereview lagu ini kalo belom baca ceritanya yang ternyata sangat diluar dugaan. Dulu saya sudah pernah membahas soal Rectoverso, kan? Rectoverso diterbitkan kali pertama pada 2008. Merupakan sebuah mahakarya dalam format hibridia yang unik sekaligus pertama di Indonesia. Gabungan dua dunia-nya tante Dee, musik dan buku, dalam satu kesatuan karya yang terdiri dari sebelas kisah dan sebelas lagu. (Referensi kalimat: Tentang Penulis dari buku Rectoverso).


Yap. "Malaikat Juga Tahu" adalah salah satu judul cerita dalam Rectoverso. Begitupun lagunya. Kesebelas lagu dalam CD Rectoverso dinyanyikan oleh Tante Dee. Setelah di-filmkan beberapa waktu yang lalu, "Malaikat Juga Tahu" dinyanyikan oleh Glenn Fredly. Udah pada tahu storyline-nya belum? Kalo belum, saya kasih tau ya :D (Sumber storyline: Wikipedia dengan penyesuaian)

Abang adalah penderita autism yang tinggal dengan ibunya yang memiliki kost-kostan. Salah satu anak kost adalah Leia, satu-satunya yang bisa mengerti Abang. Abang jatuh cinta padanya sementara Bunda (ibu Abang) sangat cemas karena tahu hubungan yang diharapkan Abang tidak akan pernah terjadi. Kecemasan Bunda bertambah ketika Han, adik Abang, datang. Hubungan Leia dan Han pasti akan membuat Abang terluka.

Sebenernya, ada sedikit perbedaan dari storyline film dengan isi ceritanya. Tapi buat saya itu tidak jadi masalah. Terutama karena......saya belom nonton filmnya. Saya jarang ada waktu buat nonton. Ya udahlah. Itu nggak penting. Sebelum saya coba mereview lagu "Malaikat Juga Tahu", saya akan review sedikit ceritanya terlebih dahulu.

Cerita berjudul "Malaikat Juga Tahu" karya tante Dewi Lestari diceritakan dari sudut pandang orang ketiga. Seperti pada karya-karya sebelumnya, tante Dewi selalu punya pesona dan ciri khas tersendiri dalam berkarya. Bahasa yang bagi saya terbilang cukup ringan membuat saya mudah memahami isi cerita. Tetapi untuk mengerti cerita secara keseluruhan dan menguasai isinya, saya perlu beberapa kali membaca. "Malaikat Juga Tahu" memiliki isi dan alur cerita yang tidak biasa. Meski bertemakan cinta, tante Dewi Lestari tetap mampu menciptakan sebuah cerita yang out-of-the-box. Sebuah karya yang luar biasa! Saat pertama kali membaca, saya juga masih bingung mengapa judulnya "Malaikat Juga Tahu". Namun pada akhir cerita, saya akhirnya dapat mengetahui alasannya. "Malaikat Juga Tahu" bisa dikategorikan sebagai cerita pendek yang bertemakan cinta, namun diceritakan secara lebih detail dari dibandingkan cerpen-cerpen pada umumnya. Membuat kita belajar untuk menyadari hal-hal kecil yang jarang diperhatikan. Penggunaan kata 'malaikat' pada judulnya membuat saya penasaran dan ingin segera mengetahui latar belakang lagu yang berjudul sama. Tante Dewi mampu menciptakan sesuatu yang di luar nalar. Seperti pada novel "Perahu Kertas". Penggunaan kata 'perahu kertas' dan 'radar neptunus' benar-benar diluar nalar. Jarang digunakan, bahkan mungkin hampir tidak pernah. Cerita "Malaikat Juga Tahu" memang luar biasa. Saya meneteskan air mata saat pertama kali membaca cerita sekaligus mendengar musiknya --". Ceritanya 'ngena' banget di hati saya. Menurut saya, ide ceritanya adalah cinta yang tak tersampaikan, hubungan yang diharapkan namun tak akan pernah terjadi. Dan seorang pengidap autisme menjadi tokohnya. Menyentuh sekali buat saya :')
Lagu "Malaikat Juga Tahu" berhasil membuat saya penasaran dan jatuh cinta pada saat mendengarnya. Setelah mendengarkannya berulang kali (baik yang versi asli oleh tante Dewi maupun yang dinyanyikan oleh Glenn Fredly), saya pikir, bahwa lagu tersebut adalah curhatan hati Abang atau bisa dikatakan lagu tersebut dinyanyikan dari sudut pandang penyanyi sebagai 'abang'. Mengapa saya bisa mengatakan demikian? Terdapat potongan lirik di akhir lagu yang membuat saya bisa berpendapat demikian

"Namun kasih ini, silahkan kau adu
Malaikat juga tahu
Aku kan jadi juaranya"

Kata 'aku' di potongan lirik tersebut saya artikan sebagai 'abang'. Karena ada potongan lirik lain di tengah lagu yang membuat saya berpikir bahwa lagu ini diceritakan dari sudut pandang 'abang'.

"Hampamu tak kan hilang semalam
Oleh pacar impian, tetapi kesempatan
Untukku yang mungkin tak sempurna
Tapi siap untuk diuji
Kupercaya diri, cintakulah yang sejati"

Masih bingung mengapa saya bisa berpendapat demikian? Kalau saya beritahu, sama saja saya menceritakan isi cerita "Malaikat Juga Tahu" dari bukunya, dong? :)

Biasanya, kalau sebuah novel/cerita dijadikan film, pasti ada bagian-bagian yang dipotong agar durasinya pas. Seperti pada saat saya menonton film "Perahu Kertas" dan "Perahu Kertas 2", ada beberapa bagian dalam novel yang dihilangkan dalam filmnya. Saya belum nonton Rectoverso, jadi, yah, saya belum tahu bagaimana filmnya. Tapi, kelima cerita dari buku yang dijadikan film saya suka semuanya! "Malaikat Juga Tahu", "Curhat Buat Sahabat", "Firasat", "Hanya Isyarat" dan "Cecak di Dinding". Yang paling ngena di hati saya adalah "Malaikat Juga Tahu" dan "Firasat". Saya meneteskan air mata saat membaca kedua kisah tersebut. Dan mungkin, "Firasat" akan menjadi topik pembahasan berikutnya kalau saya ada waktu :D
Saya membutuhkan sedikit waktu lebih lama dari biasanya untuk mendengarkan lagu ini secara intensif dibandingkan dengan lagu-lagu yang lain. Karena lagu "Malaikat Juga Tahu" liriknya agak sulit dipahami jika tidak didengarkan secara sungguh-sungguh dan intensif. Saya membutuhkan waktu yang lebih untuk mendengarkan lagu ini secara intensif sampai saya benar-benar mengerti secara keseluruhan maksud dari lagu ini, maksud dari liriknya. Tapi saya tidak menyesal, lagu ini memiliki makna yang bagus dan disampaikan dengan luar biasa indah juga.

Saya akan mereview versi tante Dewi Lestari terlebih dahulu :D
Versi asli lagu "Malaikat Juga Tahu" bisa dibilang bedanya agak banyak sama versi cover yang dinyanyiin sama Glenn Fredly. Musik versi aslinya digarap oleh Andi Rianto. Menggunakan beberapa instrumen dalam pengerjaannya. Ada piano, drum, gitar akustik, gitar elektrik dan bass (saya lihat ini dari CDnya Rectoverso). Namun, saat saya mendengarkannya secara intensif sambil memejamkan mata, saya merasa ada instrumen biola di dalamnya. Entahlah, saya kan tidak mengerti soal musik :)). Suaranya tante Dewi juga enak banget, ada ciri khasnya. Kalo soal durasi, versi aslinya berdurasi 4 menit 26 detik. Musiknya enak banget, semua instrumen terdengar pas, sesuai dengan 'porsi'nya.

Kalau versi cover yang dinyanyikan oleh Glenn Fredly, emm.... Dari pendengaran saya sih, hanya menggunakan instrumen piano. Temponya lebih lambat dari versi aslinya. Lebih berpenghayatan sih, kalo menurut saya. Durasinya juga lebih panjang 58 detik dari versi aslinya. Menurut saya bisa digolongkan sebagai musik akustik. Suaranya bung Glenn juga enak, berciri khas. Tapi kedua versi lagu "Malaikat Juga Tahu" sama-sama bisa bikin saya meneteskan air mata saat mendengar dan membaca ceritanya :')
Review ini juga kurang lengkap karena saya belum nonton filmnya. Vina payah ya :'| tapi, terimakasih sudah mau mapir di blog saya :) mungkin karena "Terkadang malaikat tak bersayap, tak cemerlang, tak rupawan" ada lalu mendorong reader(s) supaya mampir ke blog saya :*

Karena, "Malaikat juga tahu, Siapa yang jadi juaranya" :))

Selamat malam!


Vina Kanasya

Comments

Post a Comment