Dewasa itu pilihan


"Mungkin emang tahun ini adalah jatah saya untuk merenung, melihat lagi ke belakang dan bersyukur. Bersyukur atas apa yang sudah terjadi selama hampir 16 tahun ini."
Tulisku di postingan tahun 2015 lalu. Begitupun tahun ini. Rasanya udah tua aja. Time flies so fast. Banyak perubahan yang secara sadar aku lakukan satu tahun ini. Semuanya bermula dari kesadaranku untuk selalu bersyukur atas apapun yang terjadi dalam hidup. Aku sadar, kita hidup itu harus bisa buat orang lain bahagia. Terutama orang tua dan orang-orang lain yang kita sayangi. Hidup kita juga harus bermanfaat buat orang lain, jangan malah bikin hidup orang lain susah.

"Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bisa bermanfaat bagi orang lain." — 5 cm.

Tiba-tiba teringat quotation itu dari 5 cm. Jadi refleksi banget. Sudahkah kita bermanfaat bagi orang lain?

Satu tahun kemaren aku berusaha untuk jadi orang yang lebih baik dari hari ke hari. Semua berawal dari rasa syukur tiap pagi masih bisa terbangun dan bernafas. Tiap pagi masih bisa denger alarm pagi dan bangun dari tempat tidur untuk matiin alarm. Meskipun jujur aja satu tahun kemaren nangisnya juga banyak. Ada masalah, dipendem, trus nangis menjelang tidur. Trus pas bangun, mata bengkak. Hmm sudah biasa. Satu tahun kemaren waktuku lebih banyak dihabiskan untuk sesuatu yang bukan urusanku. Sampe akhirnya, semua urusanku jadi terbengkalai. Tapi aku masih berusaha untuk bersyukur. Karena at least, apa yang terjadi satu tahun kemaren, yang suka bikin nangis hampir tiap malem, yang bikin semua urusanku terbengkalai itu buat aku jadi lebih tegar, kuat, dan lebih dewasa dalam menghadapi banyak hal. Hal-hal itu pula yang buat aku menjadi seperti sekarang. Berusaha berbuat baik ke siapa aja, berusaha ramah, karena orang-orang yang kita temui pun pasti punya masalah dibalik hidup mereka yang terlihat baik-baik saja.

'Vin, paling ngga ini jadi bekal kamu besok menghadapi dunia. You have to be strong," said my bestfriends. Rasanya pengen nangis tiap kali inget bagaimana mereka kuatin aku, bagaimana mereka selalu ada untuk aku tiap kali aku curhatin. Mereka baik banget sama aku. Mereka yang buat aku nggak jadi kabur dari rumah (karena jujur waktu itu udah pengen banget kabur pas rumah lagi kosong). I miss them verymuch({}) mereka adalah orang-orang yang terus support dan meyakinkan aku kalo aku bisa. Well, aku kangen banget sama kalian, guys :")

Di tulisan kali ini, aku mau menuliskan kembali apa yang aku tulis tahun lalu.

Mungkin satu hal yang harus aku targetkan di umur yang baru nanti adalah, Vina gak boleh menangisi kenyataan, tapi Vina harus menghadapi  kenyataan. Kenyataan itu ada untuk dihadapi dan ditantang, bukan untuk ditangisi. Menangis gaakan merubah kenyataan, karena kenyataan akan berubah hanya ketika kita berani menghadapi dan menantangnya.

***

Banyak banget yang terjadi dari rentang waktu when I'm officially 16 sampe hari ini. Tangis, amarah, tawa, kekecewaan, keputusan, orang yang datang dan pergi, kejutan, kehilangan, sakit hati, kejenuhan, penat, dan lain sebagainya. Dan semua kejadian itulah yang (lagi-lagi) meskipun bikin nangis sampe mata bengkak, sampe nggak bisa nangis lagi, yang membawaku pada pilihanku saat ini. 

Pilihanku untuk menjadi dewasa.


Cheers,
Vina Kanasya

Comments