Bahagia dalam kesederhanaan

Bahagiaku punya standar yang ga biasa. Well, itu kesimpulanku sendiri sih. Karena terkadang dalam kesederhaan pun aku bisa bahagia. Kesederhaan seperti apa?


Jadi gini. Aku punya grup yang isinya cuma 3 orang. Isinya cuma aku, kak Indah dan Joaene. Tapi ramenya ngalah2in grup kelas yang isinya 30 orang lebih. Di grup itu kita ngobrolin banyaaak banget hal. Dari yang normal sampe nggak genah. Terkadang, bahagia itu sesederhana bisa jadi diri sendiri di tengah panggung sandiwara.

Aku sebenernya suka foto foto. Ya semacam photo shoot sederhana bermodalkan hape, lensa wide dan tripodnya Papa + tembok putih. Buat kalian yang follow Instagram sayah pasti sudah lihat salah satu hasilnya. Buat aku, ketika kita melakulan sesuatu yang kita cintai dan mencintai apa yang kita lakukan, kita bisa bahagia kok.

Di atas itu 2 contoh bahagiaku. Tapi setelah ini, aku pengen beneran nulis tentang bahagia dalam kesederhanaan.

Manusia punya jatah bahagianya masing-masing. Itu statement yang pernah aku sampaikan. Karena sering aku melihat ada aja orang yang gaksuka ketika ada orang lain yang bahagia atau lebih bahagia dari dia. Hal kaya gitu bikin aku nggumun aja sih. Aku yakin kok, Tuhan sudah siapkan rencana terindah buat siapapun. Jadi, buat apa sih iri sama kebahagiaan orang lain?

Sebenernya, tulisan kali ini pun jadi refleksi buat aku sendiri untuk percaya sepenuhnya sama rencana Tuhan. Kalau melihat lagi ke belakang, jujur aku pernah menyalahkan Tuhan atas apa yang terjadi sama diriku. Dan sekarang aku sadar kalau hal itu adalah kesalahan yang fatal banget. Mungkin saat itu aku belum menyadari atas apa yang telah aku miliki. Aku hanya terfokus pada hal-hal yang bikin aku sedih. Aku lupa kalo tetep ada hal hal yang buat aku bahagia. 2015 kemaren sering banget aku nangis sebelum tidur, dan ujung-ujungnya sampe ketiduran sendiri. Rasanya capek banget. Bukan cuma capek fisik. Tapi juga capek hati. Rasanya hati sampe udah kebal sama apapun. Nggak bisa lagi merasakan kebahagiaan.

Makin ke sini, setelah aku melewati beberapa kali jatuh bangun dalam hidup, rasanya kebahagiaan itu justru harus kita ciptakan sendiri. Kenapa? Karena kita yang tau, kebahagiaan seperti apa yang kita pengenin. Atau jalan lainnya adalah, dengan melihat segala sesuatu dari kacamata yang lain. Kacamata yang lebih dewasa.

Setelah di'gojlok' dengan banyak kejadian dalam hidup, aku pribadi mulai belajar untuk menciptakan sendiri kebahagiaan yang selama ini aku cari. Aku mulai menyadari kalo kebahagiaan itu sebenarnya ada dalam setiap kejadian dalam hidup. Tinggal gimana kitanya aja. Dan menurut aku, kunci utama menuju kebahagiaan adalah bersyukur. Aku melihat dari kacamataku sendiri, bahwa masih banyak orang yang sepertinya sulit sekali untuk bersyukur. Padahal, banyak sekali hal sederhana yang seharusnya bisa mereka syukuri.

Pagi hari, ketika alarm telah berbunyi, bersyukurlah karena pagi ini masih diberi kesempatan Tuhan untuk hidup, untuk memperbaiki diri dari hari sebelumnya.

Ketika tiba saatnya untuk sekolah/kuliah/kerja, bersyukurlah karena itu artinya kamu beruntung. Di luar sana masih banyak orang yang gakbisa sekolah/kuliah, dan banyak juga orang yang masih cari kerja.

Buat aku, dengan mensyukuri hal-hal sederhana seperti itu saja seharusnya kita bahagia. Mereka yang selalu bahagia adalah mereka yang selalu bersyukur dengan apa yang dimilikinya, mereka tidak mempedulikan apa yang telah hilang.


Hal yang mendasari tulisan ini adalah kesadaran saya bahwa kebahagiaan itu sungguh datang apabila kita menyadari segala anugerah yang kita miliki. Kebahagiaan akan datang ketika kita mampu bersyukur, bahkan dengan hal-hal kecil sekalipun.




Cheers,
Vina Kanasya

Comments