20

Hari ini, usiaku resmi memasuki kepala dua.

Dan hari ini, untuk pertama kalinya, aku tidak ingin mempublikasikan hari bahagia ini. Sejak semalam hanya memikirkan bahwa tepat sebelum tanggal berganti menjadi 3 Februari, aku akan mempublikasikan sesuatu di blog dan mungkin status Whatsapp.

Hari ini aku terbangun seperti hari libur lainnya. Tanpa alarm, dan kembali menarik selimut. Tidak ada sedikitpun keinginan untuk membuka ponsel dan mengaktifkan paket data. Nanti saja, pikirku. Ucapan selamat ulang tahun yang pertama kuterima datang dari Papaku. Sebelum mengantar Vivi. Sedikit suara yang dikeluarkan anjingku saat kuajak bicara kuanggap sebagai ucapan kedua.

Kuputuskan untuk melanjutkan tidur sejenak sebelum nanti akan mulai terjun ke dunia maya seperti kebanyakan millennials lainnya. Saat kuraih ponselku, LED hijau di ponselku menyala. Ada 3 notifikasi dari aplikasi Google Calendar. Terbaca di layar ponselku:

Esther Febriana’s birthday

Alfonsus Ivan’s birthday

Miss Mega’s birthday

Esther adalah teman sekelasku di kuliah yang punya hari lahir sama denganku. Ivan, yang namanya tinggal disusun ulang untuk menjadi namaku, adalah teman SD yang juga punya ulang tahun sama. Setidaknya selama 6 tahun teman-teman kelas kami selalu bersorak gembira lantaran mendapatkan bingkisan dari 2 orang setiap tanggal 2 Februari. Miss Mega adalah dosen Speaking 1 dan Intermediate Listening-ku di semester 1 dan 2 kemarin. Dosen PBI yang juga mengurus majalah Dialogue.

Ada puluhan reminder ulang tahun yang aku pasang di Google Calendar. Keluarga, kenalan, dan teman-teman. Mulai dari teman dekat, sampai yang sudah hilang kontak sekalipun. Setidaknya seminggu tiga kali LED hijau di ponselku akan menyala dan muncul notifikasi tentang siapa yang berulang tahun di hari itu.

Kuputuskan untuk menyalakan paket data, membuka Whatsapp, dan mulai mengetikkan sesuatu di kolom pencarian. Ku kirimkan ucapan selamat ulang tahun untuk Esther dan Miss Mega. Dibalas rangkaian kata yang intinya, “Selamat ulang tahun juga, Vina.”

Usai mengirimkan pesan, aku beralih ke aplikasi YouTube. Mengetikkan kata kunci “ten2five happy birthday” di kolom pencarian, dan video dari channel ten2five. Happy birthday to me.

Mulai pukul Pukul 9 kurang 9 menit, notifikasi pesan mulai bermunculan dari aplikasi Line. Dimulai dari satu teman, dan beberapa teman lain di grup kelas mulai mengucapkan. Satu-dua memilih mengirimkan secara personal. Satu orang lainnya setelah mengirim pesan dan kubalas, langsung melakukan panggilan mengucapkan selamat ulang tahun. Fay selalu beda dari yang lain. Sebelum itu sudah ada teman lain yang mengucapkan. Dikirimi gambar format gif dengan ucapan happy birthday.

Siang menjelang, Mama bangun dan mengucapkan. Meski sempat lupa kalo ini tanggal 2 Februari. Di rumah hanya dirayakan makan-makan bersama. Karena belum afdol kalo nggak makan mie ulang tahun, jadilah malam ini masak yang instan saja dari merk mie kesayangan seluruh rakyat Indonesia. Once again, happy birthday to me.

Tiba-tiba muncul satu ucapan yang cukup bikin terharu dan diam sejenak. Dimulai dengan voice note nyanyi lagu Happy Birthday dan beberapa bubble chat yang bikin speechless.

Dan masih ada beberapa ucapan lain yang dikirimkan ke akun Instagram dan chat di Whatsapp. Tidak sebanyak tahun lalu, memang. Karena memang tahun ini malas update di media sosial. Barangkali tulisan ini adalah publikasi pertama tentang hari bahagiaku hari ini. Sekarang jadi tau mana yang memang mengucapkan karena tau dengan sendirinya (mungkin dari Line atau postingan orang lain), bukan karena aku yang update.

Sepertinya mulai sadar makna dari ulang tahun itu sendiri. Bukan lagi saatnya hura-hura, tapi saatnya serius dan mulai bersikap bijak. Semester baru di depan mata, hidup akan makin susah dengan tantangan sesuai level yang bisa aku atasi. Say hello to 20.

Life’s no longer about how to pass the problem. Now it’s about how you will deal with it. Obstacles will always be there to test you before you go to the next level of life.

Cheers,

Vina Kanasya

Yogyakarta, 2 Februari 2019
22:14