Roda kehidupan yang berputar takkan bisa berhenti

Hai.
Ini nulis campur aduk banget perasaannya. Kaya gado-gado. Super kaget barusan dapet kabar kalo Kak Opang besok siaran terakhir. Langsung dari Kak Opang. Saya yang sudah lama tak punya waktu luang (yang kalaupun ada saya gunakan untuk beristirahat) jadi tidak pernah lagi mendengarkan radio. Tidak pernah sempat lagi mendengarkan siaran penyiar-penyiar favorit saya. Setiap hari selalu pulang membawa beban-beban baru. Beban yang seolah tak pernah ada habisnya. Selalu ada saja yang baru. Menyita seluruh waktu senggang yang saya punya. Memaksa saya untuk meninggalkan hobi-hobi yang dulu kerap saya lakukan sepulang sekolah. Memaksa saya bertransformasi menjadi robot yang tak kenal lelah dan tak kenal istirahat. Yang telah diprogram sedemikian rupa untuk bekerja tanpa henti.

Roda kehidupan terus berputar. Orang-orang akan datang silih berganti dalam kehidupan kita. Akan ada yang singgah, namun ada pula yang pergi. Hidup bagaikan pelabuhan. Ada yang datang, ada yang pergi. Ada yang datang karena alasan, ada pula yang datang karena takdir. Pergi selamanya, atau sementara, tak ada yang tau.

Ada tawa, ada pula air mata. Ada kebahagiaan, ada pula kesedihan.

Selalu ada pilihan dalam hidup. Pilihan untuk terus, atau untuk berhenti. Terus, berarti menerjang badai kehidupan, menjalani naik turun kehidupan. Berhenti, berarti menyerah pada keadaan yang ada.

Aduh, ini tulisan random banget.

Tidak ada yang perlu disalahkan atas kejadian ini. Karena semua mengalir begitu saja, mengikuti takdir, mengikuti rencanaNya. Saya nggak tau ini tulisan apa. Saya juga udah lama saya nggak nulis. Tanyakan saja pada menteri pendidikan yang baru, kapan sistem-yang-memaksa-kami-jadi-robot ini dirombak. Sehingga waktu bermain kami bisa kembali. Untuk mengembangkan minat dan bakat.

Cheers,
Vina Kanasya


Teruntuk kak Opang,
Terimakasih sudah menjadi bagian dari kebahagiaan saya selama ini. Terimakasih waktu itu sudah bantu saya bangkit dari keterpurukkan. Terimakasih waktu itu sudah memutarkan lagunya Tulus yang Teman Hidup. Terimakasih waktu itu sudah mau menjawab mention saya, jadi sebuah senyum terbit di wajah saya saat itu. Saya sangat berterimakasih.

Comments