Karena rasa percaya itu menggetarkan Semesta

Terkadang, bagian tersulit dari menulis adalah menentukan judul. Tetapi kali ini saya ingin mengatakan bahwa bagian tersulit dari menulis adalah bagaimana menemukan kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan. Passion dan impian membakar semangat mereka. Orang-orang yang mereka sayangi adalah alasan semangat itu tak pernah padam. Passion, impian, serta rasa kasih sayang pada orang-orang tercinta adalah bekal yang mereka bawa setelah persiapan mental dan fisik. Menurut saya, itu sudah lebih dari cukup.


Gedung Olah Raga Amongrogo Yogyakarta sore itu diramaikan oleh serombongan remaja putri berbaju putih yang dengan semangat meneriakkan nama sekolah mereka. Tanpa lelah, meski suhu udara di dalam gedung terasa amat membakar, mereka terus berteriak, bertepuk tangan, memainkan drum, dan berdoa. Doa? Ya, berdoa. Setiap kata yang keluar dari mulut adalah doa. Doa-doa terbaik mereka untuk tim basket yang sedang berlaga.

Ketika pertandingan dimulai, rombongan pendukung berbaju putih itu masih duduk, sembari sibuk dengan ponsel pintarnya, ataupun berusaha menciptakan angin lewat kibasan tangan mereka. Quarter pertama sudah berjalan enam menit. Rombongan pendukung itu bergandeng tangan satu sama lain dan...berdoa. Untaian doa itu membuat bulu kuduk saya berdiri. Ada energi magis yang tak pernah saya rasakan selama ini. Rasa percaya. Kepercayaan yang terus tumbuh lewat untaian doa dan teriakan penyemangat.

Dua puluh menit berlalu. Seruan para pendukung tidak sedikitpun surut, justru semakin kuat dan bersemangat. Meski udara di dalam gedung olah raga terasa panas, tetapi semangat mereka jelas lebih panas. Semangat itu menular, seperti api yang dengan cepat menjalar kemana-mana. Dari tribun penonton, semangat itu tiba di kursi para pemain. Membangkitkan kembali kepercayaan diri dan impian mereka. Nama demi nama diserukan. Meski rasa lelah tersirat dari muka para pendukung dan para pemain, tapi saya yakin, rasa percaya serta semangat masih berdiri kokoh dalam hati mereka. Cinta. Cinta-lah yang masih menopang semangat itu.

Empat puluh menit. Meski bisu, papan nilai itu telah menjelaskan segalanya. Tegas dan apa adanya. Permainan selesai. 14-11. Selisih yang tidak banyak, namun cukup membuat bulu kuduk saya berdiri. Angka itu memang sudah kita kenal sejak pertama kali belajar angka. Tapi sore itu, 14 membawa kebahagiaan dan rasa bangga yang tak ternilai hargannya.

Saya percaya, untaian doa dan kepercayaan diri yang ada di hati setiap insan telah menggerakkan Semesta untuk bertindak. Sebab, Semesta akan berpihak pada mereka yang percaya. Waktu. Waktu juga telah berpihak pada mereka. Bagaimana mungkin waktu bisa berpihak pada mereka? Karena waktu takkan berpihak pada perasaan ragu. Mereka percaya, mereka yakin dan optimis, maka waktu pun tanpa ragu berpihak pada mereka.

Apa yang saya lihat amat menggetarkan hati dan masih membuat bulu kuduk saya berdiri setiap kali saya mengingatnya. Kepercayaan diri yang terpancar dari diri mereka adalah kekuatan yang luar biasa. Kepercayaan yang mereka merobohkan semua tiang keraguan. Masih tersimpan dengan jelas saat mereka berjabat tangan dengan tim lawan. Bagi saya, itu adalah hal yang paling saya nantikan dalam setiap pertandingan. Mereka bukan lagi lawan, karena sesungguhnya mereka memiliki kesamaan passion.

Usai pertandingan, mereka berkumpul dan melakukan pendinginan di salah satu koridor gedung. Kebahagiaan dalam lingkaran itu memiliki energi yang luar biasa bagi siapapun di sekitar mereka. Sekian langkah dari mereka, berdiri seorang pelatih yang selama ini mendampingi mereka. Saya yakin, sang pelatih pun juga merasakan kebahagiaan itu, bahkan mungkin dua kali lipat.
Bersyukur, bahagia, dan bangga. Ya, saya amat bersyukur bisa mengenal sebagian dari mereka, ikut merasakan kebahagiaan itu, dan saya bangga pada mereka. Saya hanyalah salah satu dari sekian pendukung mereka.

Pupuk rasa percaya diri dalam diri kalian, Kawan. Believe in yourself. Kalian punya cinta yang besar, itulah yang menggerakkan kalian. This universe will support you when you believe. Lakukan yang terbaik dengan sepenuh hati, Stero Basketball Team (it means all of you and the coach, and whoever had support you). I'm proud of you guys.

P.s: aku nggak ngerti main basket yang bener itu seperti apa, tapi buat aku, kalian udah ngelakuin yang terbaik ;)


Cheers,
Vina Kanasya.

Comments